Geografi Sosial Budaya dalam Tradisi Ramadan Bandeng Kawak di Pangkahwetan, Gresik

Tulisan ini merupakan hasil refleksi saya terhadap mata kuliah Geografi Sosial Budaya yang sedang saya ambil di semester genap 2024/2025 ini. Geografi sosial budaya merupakan bagian dari geografi manusia. Lewat mata kuliah ini saya mendapatkan pemahaman bagaimana interaksi antara permukaan bumi dan manusia dapat membentuk suatu ketergantungan aktivitas hidup. Interaksi ini juga dapat dipahami sebagai suatu proses yang terkait dan saling mempengaruhi antara satu dan yang lain. Dalam jangka waktu yang sangat lama, ketergantungan ini membentuk suatu perilaku, kebiasaan bahkan kebudayaan yang khas di setiap ruang geografis. Interaksi ini juga terjadi di desa asal saya di Pangkahwetan, yang akan saya jelaskan sebagai berikut.
Desa Pangkahwetan merupakan desa yang berada di kecamatan ujung Pangkah kabupaten Gresik. Desa ini yang memiliki batas desa pada sebelah Utara laut Jawa, sebelah selatan desa Karangrejo, sebelah timur desa Serowo,s ebelah barat desa Pangkah Kulon. Bentuk lahan pada desa Pangkahwetan merupakan bentuk lahan fluviomarin karena di daerah Pangkahwetan dilintasi oleh sungai Bengawan Solo dan merupakan hilir dari Bengawan Solo dan juga sampingnya yaitu langsung pesisir laut Jawa. Dengan bentuk lahan tersebut, sebagian besar penggunaan lahan di desa Pangkahwetan berupa lahan tambak. Mayoritas masyarakat setempat memanfaatkan sumber daya alam yang ada sebagai sumber mata pencahariannya dan berprofesi sebagai nelayan dan petani tambak. Para petani tambak didesa Pangkahwetan biasanya berbudidaya ikan bandeng karena ikan bandeng cocok untuk dibudidayakan di tambak yang ada.
Desa Pangkahwetan merupakan pemasok ikan terbesar di
Kecamatan Ujung Pangkah, yang menjadi sentra budidaya ikan terbesar di Gresik. Setiap
3-4 bulan, petani tambak di desa ini memanen ikan mereka. Sebelum panen, ada
tradisi bucetan di tambak, di mana warga sekitar biasanya membantu dalam
proses panen. Hasil panen kemudian dijual ke desa-desa sekitar. Pemasaran ikan
di desa-desa sekitar yang ada menunjukkan perbedaan sumber daya antara desa Pangkahwetan
dengan desa sekitar. Sebagai contoh yang terjadi di Desa Karangrejo di sebelah
selatan, yang sebagian besar penduduknya adalah petani padi.
Terkait aspek geografi sosial budaya atau interaksi antara lingkungan dan manusia yang berdampak pada kebudayaan, di Kabupaten Gresik secara umum dan di Desa Pangkahwetan secara khusus didapati adanya tradisi unik yang dilaksanakan setiap tahun pada bulan Ramadan, tepatnya pada hari ke-25, yaitu tradisi bandeng kawak. Tradisi ini melibatkan lomba besar-besaran dengan hadiah yang fantastis, bertujuan untuk memotivasi warga yang bekerja sebagai petani tambak agar lebih semangat dalam membudidayakan ikan bandeng. Tradisi ini bermula dari cerita Sunan Giri yang, ketika hendak pulang kampung menjelang hari raya, selalu membeli ikan bandeng sebagai oleh-oleh.
Setiap tahunnya, Desa Pangkahwetan selalu berpartisipasi dalam tradisi ini dan bahkan menjadi juara bertahan, menjadikannya ciri khas desa tersebut. Pangkahwetan dikenal dengan julukan kampung bandeng karena banyak warganya yang berbudidaya ikan bandeng, dengan hasil panen mencapai 20 ton per hari. Selain itu, bandeng dari desa ini terkenal memiliki cita rasa enak dan gurih. Menurut warga setempat, hal ini dipengaruhi oleh tanah tambak di sekitar desa yang dekat dengan Bengawan dan laut, yang dianggap memberikan kualitas terbaik pada hasil budidaya mereka.
Interaksi antara lingkungan tinggal dan manusia terhadap interaksi sosial antara masyarakat Desa Pangkahwetan dan Karangrejo juga tercermin dalam proses jual beli, yakni antara ikan bandeng dari Pangkahwetan dan beras dari Karangrejo. Tidak hanya dijual di desa sekitar, Pangkahwetan juga menjadi pemasok utama ikan bandeng ke kota-kota lain, seperti Surabaya dan Semarang. Hal ini disebabkan oleh tingginya produksi ikan di desa ini, serta tingginya permintaan ikan di kota-kota tersebut, baik untuk konsumsi di restoran maupun diolah di pabrik.
Bagi saya, mata kuliah Geografi Sosial Budaya
membantu saya untuk dapat menganalisis interaksi sosial yang diekspresikan
dalam ruang tinggal. Saya memanfaatkan desa saya untuk tulisan ini karena di
desa Pangkahwetan memiliki bentang lahan dan ciri khas yang menarik untuk
dikaji. Tradisi Bandeng Kawak adalah kegiatan yang membuka mata saya terhadap
kebermanfaatan Geografi Sosial Budaya dalam memahami keunikan interaksi sosial
budaya berdasarkan bentanglahannya. Peran penduduknya dalam memanfaatkan sumber
daya tersebut memunculkan karakteristik ruang sosial yang khas dan menjadi
budaya setempat.
Oleh: Ihsan Riyansyah (23040274075), mahasiswa program studi S1 Pendidikan Geografi
Editor: Lidya Lestari Sitohang