Kolaborasi Internasional untuk Ketahanan Perkotaan: Partisipasi Dosen Pendidikan Geografi UNESA dalam Konferensi Taiwan-Indonesia

Pada 30 April 2025, dosen Pendidikan Geografi, FISIPOL, Universitas Negeri Surabaya mengikuti Konferensi Internasional Taiwan-Indonesia di National Taipei University (NTPU), Taiwan. Konferensi ini membahas ketahanan perkotaan, pembangunan berkelanjutan, dan perubahan iklim, serta memperkuat kolaborasi Taiwan-Indonesia dalam analisis risiko bencana alam, pemantauan, dan perencanaan spasial. Penyelenggara dari konferensi ini adalah Departement Real Estate and Built Environment (REBE), College of Public Affairs, NTPU.
Konferens ini mengangkat tiga tema penting. Pertama, Pembangunan Berkelanjutan, membahas bagaimana kota dapat mencapai pertama, Pembangunan Berkelanjutan, yang fokus pada keseimbangan ekologis dan keberlanjutan di tengah pertumbuhan perkotaan dan risiko lingkungan. Kedua, Dampak Perubahan Iklim, yang mengulas tantangan perubahan iklim terhadap infrastruktur, kesehatan, dan ekonomi kota. Ketiga, Ketahanan Perkotaan, yang membahas cara menciptakan kota tangguh yang dapat pulih dari bencana alam dan buatan manusia melalui perbaikan infrastruktur, tata kelola, dan kohesi sosial. Tiga keynote speaker yang megawali konferens ini adalah dari Dr. Wei-Sen Li dari National Science and Technology Center for Disaster Reduction, Taiwan; Dr. Sumaryono, Badan Informasi Geospasial, Indonesia; dan Prof. Josaphat Tetuko Sri Sumantyo dari Chiba University, Jepang.
Pada persentasinya sebagai perwakilan tim peneliti prodi pendidikan Geografi Ibu Dr. Lidya Lestari Sitohang, M.Sc memaparkan progress penelitian kolaborasi internasional antara Universitas Negeri Surabaya dan Dr. Tamara Klicek, National Taipei University yang dimulai awal tahun ini. Judul pemaparan beliau adalah Memahami Keterikatan Tempat dan Ketahanan Bencana: Kasus Pulau Bawean, Jawa Timur, Indonesia (Understanding Place Attachment and Disaster Resilience: The Case of Bawean Island, East Java, Indonesia). Penelitian ini mengkaji keterikatan warga Pulau Bawean terhadap wilayah mereka meskipun sering terkena gempa dengan magnitudo 6,4 sebagaimana yang terjadi pada tahun 2024. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami proses pengambilan keputusan warga untuk tetap tinggal di daerah rawan gempa dan elemen-elemen yang membentuk rasa keterikatan warga terhadap tempat tinggalnya. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan studi kasus, yang bertujuan menjelaskan komponen-komponen keterikatan tempat dan pengaruhnya terhadap ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana alam.
Pada pemaparan Ibu Zahida Mahroini, M.Sc, beliau menyampaikan perkembangan penelitian kolaborasinya juga bersama Dr. Tamara Klicek berjudul Kampung Sontoh Laut, Surabaya: Studi Kasus Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan. Penelitian ini mengkaji strategi adaptasi masyarakat Kampung Sontoh Laut terhadap tantangan lingkungan dan sosial ekonomi, serta pengembangan pariwisata berkelanjutan. Desa ini menghadapi konversi lahan yang mengurangi tutupan mangrove. Metode kualitatif digunakan untuk mengeksplorasi persepsi masyarakat tentang perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap pariwisata berkelanjutan.