Indonesia-Philippines Making Waves: Memahami Geografi dan Oseanografi dalam Program SEA Teacher ke-10

Prodi Pendidikan Geografi, FISIPOL UNESA berkesempatan mengambil bagian
untuk berkegiatan selama satu hari penuh bersama empat mahasiswa program SEA
Teacher ke-10, sebuah program pertukaran mahasiswa praktik mengajar se-Asia
Tenggara. Mereka adalah Alberte E. Baron, Paul Adynn T. Gamayo, Triphanie B.
Obligar, dan Marylyn B. Rizalde. Keempatnya melaksanakan praktik mengajar di
Lab School UNESA selama kurang lebih empat minggu sejak bulan Januari lalu. Di
sela-sela masa praktik mengajar mereka, mereka juga berkesempatan mengikuti
kegiatan di FISIPOL, salah satu dari tiga fakultas yang terlibat dalam
menyambut program ini, bersama dengan FBS dan FIP.
Tema kegiatan yang diangkat adalah Indonesia-Filipina sebagai Negara
Kepulauan. Rangkaian kegiatan mencakup perkuliahan pada mata kuliah Oseanografi
serta sharing session bersama mahasiswa Pendidikan Geografi dan HMP (Himpunan
Mahasiswa Program Studi).
Pada perkuliahan Oceanografi di pagi hari, keempat mahasiswa bergabung di kelas yang di ampu oleh Dr. Nugroho Hari Purnomo, M.Si. Kesan dari para mahasiswa Filipina terhadap mata kuliah Oseanografi adalah hal yang baru bagi mereka karena pada dasarnya konsentrasi studi mereka adalah kependidikan. Namun, hal baru yang mereka pelajari adalah dimana pengetahuan tentang Oseanografi memberikan mereka wawasan bahwa arus laut yang terjadi di pesisir dapat berdampak global bahkan dapat berdampak pada perubahan iklim. Salah satu mahasiswa dari Filipina juga menyampaikan bahwa penekanan kajian terkait Oseanografi atau kelautan di negaranya adalah Samudera Pasifik sebagai penyebab terjadinya Topan. Secara khusus, Filipina terletak dalam "Sabuk Topan Pasifik", yaitu wilayah di bagian barat Samudra Pasifik di mana banyak siklon tropis terbentuk, sehingga negara ini sangat rentan terhadap topan. Selama perkuliahan Oseanografi, mahasiswa Filipina didampingi oleh dua mahasiswa Pendidikan Geografi, M. Zildan Syaivico Firdaus dan Maulana Kusuma Atmaja, dan satu mahasiswa, Olivia Jihan Ravenia dari Fakultas Ilmu Pendidikan bertugas sebagai penerjemah.
Sementara itu, dalam kegiatan sharing session, mahasiswa dibagi menjadi
tiga kelompok perwakilan dari Filipina, mahasiswa pendidikan geografi yang
diwakili oleh kelas 2023 I dan Himpunan Mahasiswa Prodi. Diawali pemaparan Muchammad
Muzaqi mengenai pembentukan Indonesia sebagai negara maritim, dan diikuti
kelompok berikutnya terkait wilayah Indonesia dan Filipina sebagai negara
kepulauan yang memiliki banyak kesamaan.
Salah satu pembahasan menarik dalam diskusi adalah mengenai sistem pembagian wilayah di Filipina. Berbeda dengan Indonesia, Filipina mengintegrasikan batas administrasi dan geografis dalam pembagian wilayahnya. Keempat mahasiswa Filipina menjelaskan bahwa setelah batas negara, wilayah Filipina dikelompokkan berdasarkan tiga pulau besar, yaitu Luzon, Visayas, dan Mindanao, sebelum kemudian dibagi lebih lanjut menurut batas administrasi. Filipina sendiri terdiri dari kurang lebih 7.000 pulau kecil yang tersebar di seluruh penjuru negeri.
Secara keseluruhan, keterlibatan mahasiswa Filipina dalam program SEA
Teacher ke-10 di UNESA secara khusus lewat kegiatan di Pendidikan Geografi membuka
wawasan baru mengenai aspek geografi dan oseanografi. Interaksi yang terjalin
dengan mahasiswa Pendidikan Georgafi juga menciptakan ruang berbagi yang hangat
dan penuh makna, memperkuat pemahaman lintas budaya sekaligus membangun
jejaring akademik yang lebih luas. Program ini bukan sekadar pertukaran ilmu,
tetapi juga jembatan persahabatan yang mempererat hubungan antara kedua negara
dalam bidang pendidikan.